[@gigya width="0" height="0" src=http://www.widgipedia.com/widgets/givemeone/mub6_-25032-8192_134217728.widget?__install_id=1387735147747& width=200 height=80 wmode=transparent type=application/x-shockwave-flash" quality="autohigh" loop="true" wmode="transparent" menu="false" allowScriptAccess="sameDomain"]

Senin, 22 September 2014

Fungsi Umbai Cacing Yang Sesungguhnya



Untuk postingan Kali Ini, admin ingin ngesahre tentang fungsi Umbai Cacing atau apendiks. Tahukah Kalian? bahwa organ yang kita kira tidak berguna, seperti Umbai Cacing dan Anak Limpa, ternyata sangat membantu kita dalam mempertahankan kesehatan tubuh, ini penjelasannya.

Apendiks disebut juga umbai cacing. Istilah usus buntu yang sering dipakai di masyarakat awam adalah kurang tepat karena usus buntu sebenarnya adalah sekum. Menurut darwin, appendiks berfungsi sebagai salah satu alat pencernaan pada manusia kuno yang telah hilang fungsinya karena evolusi. Banyak orang percaya bahwa Umbai Cacing tidak dibutuhkan dan merupakan organ yang dapat menyebabkan kematian ketika terjadi penyumbatan zat sisa di usus besar. Umbai cacing atau appendix dan anak limpa yang dahulu dianggap tidak bermanfaat, sesungguhnya memiliki keutamaan fungsi tersendiri. Melalui hasil studi yang dilakukan di Mount Sinai School of Medicine, justru organ ’sampah’ inilah yang bekerja sangat keras.

“Sejarah terdahulu menyebutkan ada beberapa bagian tubuh manusia yang dikatakan tidak bermanfaat hanya karena ilmu medis belum memahami fungsi organ-organ tersebut dengan baik,”

Dalam studi terbaru, ilmuwan telah menemukan bahwa anak limpa berperan penting dalam menyehatkan jantung yang rusak. Anak limpa menyimpan kandungan monocytes, yaitu bagian dari sel darah putih yang penting bagi sistem kekebalan tubuh dan bisa memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.

Faktanya, anak limpa merupakan sumber monocytes yang besar. Sekira 40 hingga 50 persen monocytes tersimpan dalam anak limpa. Berdasarkan hasil penelitian, monocytes dapat memulihkan kondisi jantung setelah terkena serangan.

“Bagi penderita penyakit serangan jantung, monocytes akan membantu menyehatkan jantung dengan cara yang tepat. Jumlah monocytes yang segera terakumulasi setelah terjadinya serangan jantung akan bersirkulasi dalam darah,” kata Laitman.

“Kami menemukan jumlah monocytes yang terakumulasi dalam jantung jauh melebihi jumlah monocytes dalam sirkulasi darah,” tambahnya.

Demikian juga halnya dengan umbai cacing, organ ini pun memiliki peran tersendiri dalam organ tubuh. Pada beberapa hewan, umbai cacing tersebut berfungsi untuk tempat bakteri penghancur selulosa pada tumbuhan, para ilmuwan menyatakan mungkin juga manusia mempunyai bakteri sejenis itu dalam umbai cacing. Tetapi beberapa studi mengungkapkan beberapa fungsi appendiks, yaitu :

1). Fungsi imun.
Sebuah studi menunjukkan bahwa appendiks merupakan tempat bakteri yang berperan dalam pencernaan dalam usus besar. Loren G. Martin, seorang profesor fisiologi di Oklahoma State University, berpendapat bahwa endokrin merupakan dihasilkan oleh janin dan orang dewasa. Sel Endokrin telah ditemukan pada umbai cacing dari bayi berusia 11 minggu, yang berfungsi sebagai pengontrol mekanisme biologis. Pada manusia dewasa, appendiks berfungsi sebagai organ limfatik. Pada Appendiks ditemukan banyak sel-sel limfatik, sehingga diduga appendiks berperan penting pada sistem imun. Zahid mengatakan bahwa appendiks menghasilkan hormon yang berfungsi untuk meningkatkan sistem imun, dan mengakibatkan tubuh membentuk antigen yang menghasilkan antibodi.

2). mempertahankan bakteri penting dalam usus
Meskipun telah lama para peneliti menerima bahwa jaringan kekebalan tubuh, yang disebut jaringan limfoid usus (yang mengelilingi usus buntu dan usus di tempat lain dalam melakukan fungsi fungsi penting anumber) tetapi masih terdapat penjelasan yang kurang untuk kekhasan bentuk usus buntu dan pentingnya usus buntu. William Parker, Randy Bollinger, dan rekan-rekannya di Duke University menyatakan bahwa usus buntu berfungsi sebagai surga bagi bakteri yang penting. Pernyataan ini didasarkan pada pemahaman baru tentang bagaimana sistem kekebalan mendukung pertumbuhan bakteri usus yang menguntungkan. Fungsi
seperti ini diharapkan akan berguna dalam kesehatan dan sanitasi modern.


Dalam situs harunyahya.com dibahas mengenai Daftar organ vestigial yang telah dibuat oleh ahli anatomi Jerman R. Wiedersheim di tahun 1895. Daftar itu mencakup sekitar 100 organ, termasuk usus buntu dan tulang ekor. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, ditemukan bahwa semua organ di dalam daftar Wiedersheim sesungguhnya memiliki fungsi-fungsi amat penting. Misalnya, ditemukan bahwa usus buntu/umbai cacing, yang dikira "organ vestigial," ternyatanya organ limfoid (penghasil zat antikuman) yang melawan infeksi-infeksi di dalam tubuh.

Organ-organ dan jaringan-jaringan penyusun tubuh lainnya—gondok, hati, limpa, usus buntu, sumsum tulang, dan sekumpulan kecil jaringan limfatik seperti amandel di tenggorokan dan tonjolan Peyer pada usus halus—juga bagian dari sistem limfatik. Mereka juga membantu tubuh melawan infeksi. 


Courtesy From Google.com

0 komentar:

Posting Komentar